Saturday, September 13, 2014

Contoh Makalah IPS Tentang Konflik Sosial






Contoh Makalah IPS Tentang Konflik Sosial – Haii brader/sister dalam kesempatan ini saya ingin berbagi sebuah Contoh Makalah IPS Tentang Konflik Sosial, makalah ini saya buat agar pembaca tau tentang Konflik Sosial yang sering terjadi di berbagai negara. Berikut ini makalah yang sudah tersusun di bawah ini, semoga bermanfaat.


MAKALAH
KONFLIK SOSIAL





Di Susun Oleh:
             Andres S






SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN CIJANGKAR


KATA PENGANTAR

 

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang ”Konflik Sosial”

            Kami mengucapkan terimakasih karena dalam penyusunan makalah ini kami tidak lepas dari bimbingan dan dukungan:

1.       Guru Mata Pelajaran IPS  yaitu Ibu Ai Sadiah

2.        Orangtua dan teman-teman yang selalu memberikan motivasi, inspirasi dan semangat.

Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan khususnya bagi penyusunnya dan umumnya bagi para pembacanya.

                                                                   

                                                                                                   Ciawi, ….September 2011




DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………..
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………..
B. Tujuan…………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Konflik……………………………………………………………
B. Bentuk-bentuk Konflik……………………………………………………….
C. Situasi-situasi Konflik………………………………………………………..
D. Penyelesaian Konflik…………………………………………………………
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………………
B. Saran……………………………………………………………………………







BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
       Konflik menjadi fenomena yang paling sering muncul karena konflik selalu menjadi    bagian   hidup   manusia     yang   bersosial   dan   berpolitik   serta menjadi pendorong dalam dinamika dan perubahan sosial-politik (Kornblurn, 2003:  294).  Konflik   memiliki   dampak   positif   dan   dampak   negatif,   dampak positif   dari   konflik   sosial   adalah   konflik   tersebut   memfasilitasi   tercapainya rekonsiliasi    atas   berbagai   kepentingan.   Kebanyakan   konflik   tidak   berakhir dengan      kemenangan      disalah   satu   pihak   dan   kekalahan     dipihak    lainnya.
       Konflik   yang   terjadi   di   Indonesia,   ada juga  yang  dapat   diselesaikan   dengan baik hingga berdampak baik bagi kemajuan dan perubahan masyarakat, akan tetapi  ada  beberapa  konflik justru   berdampak   negatif   hingga  mengakibatkan timbulnya   kerusakan,  menciptakan   ketidakstabilan,   ketidakharmonisan,   dan ketidakamanan bahkan sampai mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Dewasa ini   konflik   seringkali   terjadi   di   berbagai   elemen   masyarakat.  Hal   demikian dikarenakan berbagai latar belakang kebudayaan dan status sosial ekonomi.

B. Tujuan
       Dengan tersusunnya makalah ini penulis mempunyai tujuan bagi pembacanya yaitu:
1. Agar mengetahui penjelasan mengenai Konflik Sosial.
2. Agar mengetahui bentuk-bentuk mengenai Konflik Sosial.
3. Agar mengetahui Situasi-situasi mengenai Konflik Sosial.
4. Agar mengetahui cara penyelesaian mengenai Konflik Sosial
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Konflik Sosial
1.      Pengertian Konflik
            Koflik berasal dari kata kerja Latin, configure yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses social antara dua orang atau lebih (bsa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
            Secara umum konflik social merupakan suatu keadaan dimana masyarakat terjadi suatu pertikaian karena adanya persaingan maupun perbedaan yang terjadi dalam masyarakat. Dalam sosiologi banyak para tokoh menginterprestasikan konflik social berbeda-beda. Adapun penjelasan konflik social secara sosiologis adalah sebagai berikut:
a)      Menurut Berstein (1965)
            Konflik merupakan suatu pertentangan perbedaan yang tidak dapat dicegah. Konflik mempunyai potensi yang memberikan pengaruh positif dan negative dalam interaksi manusia.
b)     Menurut Dr. Robert M.Z Lawang
            Konflik adalah perjuangan untuk memperoleh nilai, status, kekuasaan selain bertujuan memperoleh keuntungan juga untuk menundukan saingannya.
c)      Menurut Drs. Ariyono Suyono
            Konflik adalah proses atau keadaan terdiri dari du pihak yang berusaha saling menggagalkan tercapainya tujuan masing-masing pihak.
d)     Dalam buku Sosiologi karangan James W. Wander Zandein
            Konflik diartikan sebagai suatu pertentangan mengenai nilai atau tuntunan ha katas kekayaan, kekuasaan, status, atau wilayah tempat pihak yang saling berhadapan dan bertujuan untuk menetralkan, merugikan atau menjatuhkan lawan mereka.
e)      Menurut Soerjono Soekanto
            Konflik adalah suatu proses social dimana orang perorangan atau kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan dan disertai dengan ancaman dan kekerasan
2.      Faktor-Faktor Penyebab Konflik
a)      Perbedaan Individu
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi factor penyebab konflik social, sebab dalam menjalani hubungan social, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya.
b)     Perbedaan Latar Belakang Kebudayaan
Dalam hubungan sosialnya, seseorang akan dipengaruhi oleh pola-pola pemikiran kelompoknya. Orang debesarkan dalam lingkunagn kebudayaan yang berbeda-beda. Ada yang diasuh dengan pola latihan kemandirian. Ada pula yang diasuh dalam lingkunagn keudayaan yang menerapkan pola ketergantungan.
c)      Perbedaan Kepentingan
Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentinagn yang berbeda-beda.
d)     Perubahan-perubahan Nilai yang Cepat
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik social.
B. BENTUK-BENTUK KONFLIK
            Seorang ahli sosiolog, Soerjono Soekanto (1989:90) berusaha menklasifikasikan bentuk dan jenis-jenis konflik sebagai berikut:
1.      Konflik Pribadi
       Konflik terjadi dalam diri seseorang terhadap orang lain. Umumnya konflik pribadi diawali perasaan tidak suka terhadap orang lain, yang pada akhirnya melahirkan perasaan benci yang mendalam.
2.      Konflik Rasial
       Konflik rasial umumnya terjadi di suatu Negara yang memiliki keragaman suku dan ras.
3.      Konflik Antarkelas Sosial
       Terjadinya kelas-kelas di masyarakat karena adanya sesuatu yang dihargai, seperti kekayaan, kehormatan, dan kekuasaan.
4.      Konflik Politik Antargolongan dalam Satu Masyarakat maupun antara Negara-negara yang Berdaulat
       Konflik politik terjadi karena setiap golongan di masyarakat melakukan politik yang berbeda-beda pada saat menghadapi suatu masalah yang sama.
5.      Konflik Bersifat Internasional
       Konflik internasional biasanya terjadi karena perbedaan-perbedaan kepentingan dimana menyangkut kedaulatan Negara yang saling berkonflik.
C. SITUASI-SITUASI KONFLIK
          Konflik yang terjadi di antara individu dalam menjalankan interaksinya banyak dibahas dalam studi psikologis social. Dalam kaitannya dengan cara pengelolaan konflik terdapat 3 tipe situasi konflik.
1.  Konflik Interindividu
     Penyebab dari konflik ini adalah benturan secara emosional antara individu dengan individu lain di dalam masyarakat. Ada dua penyebabnya yaitu kelebihan beban (role over loods) atau karena ketidaksesuaian seseorang dalam melaksanakan peranan (person role).
2.  Konflik Antarindividu
     Dalam kehidupan masyarakat benturan kepentingan antarindividu selalu terjadi.
Jika benturan tersebut tidak termanajemen dengan baik maka akan timbullah konflik antar individu yang mengarah ke dalam kekerasan.
3. Konflik Antarkelompok
       Masyarakat Indonesia seringa mengalami jenis konflik demikian. Kasus di Sambas, Papua, dan Ambon merupakan bagian konflik kelompok yang dikarenakan dengan perbedaan dalam menjalani kehidupan. Konflik antarkelompok bias dihindari jika setiap kelompok saling memahami keneradaannya dan juga dapat mempersempit perbedaan.
D. PENYELESAIAN KONFLIK
          Konflik social dalam masyarakat harus dapat diselesaikan agar keutuhan masyarakat dapat dipertahankan. Penyelesaian konflik tidak bias dilaksanakan dengan waktu yang singkat. Penyelesaian harus dilakukan dengan berbagai cara dan dalam tempo yang sama.
          Dalam ilmu sosiologi untuk menyelesaikan suatu konflik dilakukan dengan berbagai tahap. Tahapan ini harus dilaksanakan secara berurutan dengan tidak boleh dilewatkan. Hal ini dikarenakan setiap tahapan saling melengkapi tahapan yang lainnya. Adapun tahapan dalam menyelesaikan konflik adalah sebagai berikut:
1.    Tahap Akomodasi
  Pada tahapan ini adalah pelaksaan untuk meyakinkan masyarakat agar tidak melakukan konflik dengan cara mengurangi pertentangan dan peleburan atau penyatuan terhadap kelompok yang bertikai melalui suatu lembaga penengah.
2.      Tahap Kerjasama
Kerjasama adalah suatu keadaan dimana adanya suatu kegiatan bersama antara kedua individu dalam masyarakat, tahap kerjasama dilakukan setelah proses akomodasi berhasil sehingga masyarakat sudah mulai melakukan pendekatan baik secara mandiri maupun berkelompok.


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
            Semua lapisan masyarakat di dunia pernah mengalami konflik. Secara teortis konflik sosial sebenarnya membawa manfaat yang baik bagi masyarakat hanya saja cara dan jalannya kebanyakan mengarah ke dampak negative. Sehingga di masyarakat banyak terjadi kerusuhan di mana-mana. Konflik sosial juga membawa dampak positif walaupun pada kenyataannya yang terjadi dimasyarakat kebanyakan dampak negative.
B. Saran
Sebaiknya kita sebagai bangsa dan negara yang beragama dan juga bernegara hukum, seharusnya kita berusaha menghindari adanya konflik sosial di antara masyarakat, agar Negara kita ini  bisa menjadi Negara yang penuh dengan kedamaian, kerukunan dan bebas dari segala jenis konflik dan pertentangan.






No comments:

Post a Comment